I. PENDAHULUAN
Stroke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah non traumatik yang terjadi secara akut pada suatu daerah fokal area di otak berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskular.
Secara global, strok adalah penyebab kematian terbanyak kedua di dunia. Selain sebagai salah satu sebab utama kematian, strok juga menyebabkan kecacatan pada banyak pasien yang bertahan hidup sehingga mereka membutuhkan bantuan keluarga, sistem kesehatan dan institusi sosial lainnya.
Sepuluh sampai lima belas persen dari seluruh stroke di Amerika Serikat dan Eropa adalah strok hemoragik, sedangkan frekuensinya di Jepang dan negara-negara Asia lainnya berkisar 20-30% dari seluruh strok.
Strok hemoragik ini biasanya diasosiasikan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan infark serebral. Pasien-pasien dengan strok hemoragik biasanya tampil dengan sakit yang lebih berat dibandingkan dengan pasien stroke iskemik. Pasien-pasien dengan perdarahan intraserebral lebih cenderung untuk sakit kepala, terganggu kesadarannya, kejang, mual dan muntah dengan hipertensi yang sangat bermakna; namun, tidak satupun temuan ini yang dapat membedakan dengan pasti antara strok hemoragik dengan strok iskemik. Istilah strok hemoragik seringkali digunakan sebagai sinonim dari perdarahan intraserebral (ICH).
Jenis lain strok hemoragik adalah perdarahan subarakhnoid yang didasari atas adanya darah di ruang subarakhnoid yang merupakan rongga pembatas antara tulang tengkorak dengan jaringan otak yang normalnya berisi cairan serebrospinal. Perdarahan subarakhnoid (SAH) dapat disebabkan oleh pecahnya aneurisma yang berada di basal kranial. Perdarahan ini dapat disebabkan karena komplikasi trauma kepala dan dapat pula terjadi secara spontan. Perdarahan subarakhnoid spontan ini umumnya disebabkan karena faktor bawaan dan dapat pula disebabkan oleh faktor degeneratif.
II. ANATOMI
Otak memperoleh darah melalui 2 sistem, yakni
sistem karotis (
a.karotis interna kanan dan kiri), dan sistem vertebral. A.karotis interna, setelah memisahkan diri dari A.karotis komunis, naik masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan arteri ofthalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua:
a.serebri anterior dan a.serebri media. Untuk otak sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis.
2 Sistem vertebral dibentuk oleh A. Vertebralis kiri dan kanan yang berpangkal di a.subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, Lalu mempercabangkan masing masing sepasang a.serebelli inferior. Pada batas medulla oblongatadan pons, keduanya bersatu menjadi a.basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang artery, pada tingkat mesensefalon, a.basilaris berakhir sebagai sepasang cabang: a.serebri posterior, yang melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian medial lobus temporalis.2
Ketiga pasang arteri serebri ini, bercabang cabang menelusuri permukaan otak, dan beranastomosis satu dengan yang lainnya. Cabang cabang yang lebih kecil menembus kedalam ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang cabang arteri serebri lainnya.
Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang kurangnya 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan sistem vertebral yaitu:
1. Sirkulus willisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh serebri media kanan dan kiri, a.kommunikans anterior yang menghubungkan kedua a.serebri anterior, sepasang a.serebri posterior, dan a. kommunikans posterior (yang menghubungkan a.serebri media dan posterior kanan dan kiri). Anyaman arteri ini terletak di dasar otak
2. Anastomosis antara a.serebri interna & karotis eksterna di daerah orbita, masing masing elalui a.ophthalmika dan a.fascialis ke a. Maksillaris eksterna
3.
Hubungan antara sistem vertebral dengan a .karotis eksterna (pembuluh darah ekstrakranial).
Gambar circle of willisi
Selain itu masih terdapat lagi hubungan antara cabang cabang arteri tersebut, sehingga menurut Buskirk tak ada arteri ujung (true end arteries) dalam jaringan otak.
Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem: kelompok vena interna, yang mengumpulkan darah ke vena Gallen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan sinus basalis laterales, dan seterusnya melalui vena vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung.
2
FISIOLOGI. 2
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak, dan sistem vertebrobasiler terutama memberi darah bagi batang otak, serebellum dan bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak (
ADO) terutama dipengaruhi oleh 3 faktor. Dua yang paling penting adalah tekanan untuk memompakan darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri, yakni viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).
Dari faktor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, dan pembuluh darah dll), dan dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanandarah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah otak yang berfungsi normal bila tekanan sitolik antara 50-150 mmHg)
Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga diantaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang asam (pH rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan parsial CO2 turun, PO2 naik, ata suasana pH tinggi, maka terjadi vasokonstriksi.
Viskositas atau kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan koagulabilitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis, dan aliran darah lambat, akibat ADO yang menurun.
1
III. STROKE
II.1 Definisi
Stroke adalah gangguan neurologis tiba-tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskulari
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
1
II.2 Etiologi & Klasifikasi
Etiologi
Adapun faktor resiko Penyebab Stroke antara lain terbagi atas:
3
•
Faktor resiko medis, antara lain
Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol,
Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
Gangguan jantung,
Diabetes,
Riwayat stroke dalam keluarga,
Migrain.
• Faktor resiko perilaku, antara lain
Merokok (aktif & pasif),
Makanan tidak sehat (junk food, fast food),
Alkohol, Kurang olahraga,
Mendengkur,
Kontrasepsi oral,
Narkoba,
Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
Faktor pencetus atau pemicu terjadinya stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Klasifikasi 2
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:
stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
a. Stroke iskemik
yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik dapat dijumlai dalam 4 bentuk klinis:
2
1.
Serangan iskemia sepeintas (Transient Ischemic Attack) /
TIA. Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam
2.
Defisit neurologik iskemik sepintas (Reversible Oschemic Neurological Deficit). Gejala neurologik yang timbuk akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
3.
Stroke Progressive (Progressive Stroke/Stroke in evolution)
4.
Stroke Komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)=Gejala klinis sudah menetap.
b. Stroke hemoragik
adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Menurut WHO, dalam International Statiscal Classification of Diseases and Related Health Problem 10th Revision, Stroke Hemoragik dibagi atas:
a. Perdarahan Intraserebral:
Pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. Primer berasal dari pembuluh darah dan bukan karena trauma.
2
Pembagian klinis:
Luyendyk & Schoen membagi PIS menurut cepatnya gejala klinis memburuk, sbb:
2
1.
Akut, dan cepat memburuk dalam 24 jam
2.
Subakut, dengan krisis terjadi antara 3-7 hari
3.
Subkronis, bila krisisnya 7 hari
Gejala prodromal seringkali tidak jelas, kecuali nyeri kepala yang hebat sekali karena hipertensi, mual muntah sering terjadi pada awal serangan. Hemiplegia/hemiparese biasanya terjadi sejak permulaan serangan. Kesadaran biasanya cepat menurun dan cepat masuk koma.
b. Perdarahan Subaraknoid: adalah keadaan terdapatnya/masuknya darah ke dalam ruangan subarachnoid.
II.3 Epidemiologi. 5
Setiap tahunnya, 200 dari tiap 100.000 orang di Eropa menderita stroke dan menyebabkan kematian 275.000-300.000 orang di Amerika. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia, jumlah penderita gangguan peredaran darah otak selalu menempati urutan pertana dari seluruh penderita rawat inap.
2
Insidensi gangguan peredaran darah otak menurut umur, bisa mengenai semua umur, tetapi secara keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade ke -5. Insidensi juga berbeda menurut jenis gangguan peredaran darah otak. Perdarahan subarahnoidal primer sudah timbul pada usia dasawarsa ke-3 sampai ke-5, dan setelah usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral sering didapati mulai pada dekade ke-5 sampai ke-8 usia orang Amerika. Sedangkan trombosis lebih sering pada umur lima puluhan hingga70-an. Gangguan peredaran darah otak pada anak muda juga banyak didapati akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun dan meningkat pada dekade ke-4 hingga ke-6 dari usia, lalu menurun dan jarang dijumpai pada usia yang lebih tua.
2
II.4 Patofisiologi. 3
Stroke Iskhemik
yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke Hemorrhagik. 3
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan perdarahan intrakranial non traumatik. Perdarahan intrakranial yang merupakan bentuk stroke hemoragik yang kerap terjadi adalah perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid.
3
Perdarahan intraserebral terutama terjadi sekunder akibat hipertensi. Hal lain yang juga dapat menjadi penyebab perdarahan intraserebral antara lain malformasi vaskular serebral, amiloid angiopati, atau tumor. Perdarahan subarakhnoid yang terjadi paling banyak sifatnya sekunder karena aneurisma serebral yang ruptur, meski dapat pula disebabkan oleh malformasi vaskular serebral.
3
Penyebab perdarahan lain yang lebih jarang adalah penggunaan obat antikoagulan, diatesa perdarahan, tumor serebral, dan hemoragi subarakhnoid idiopatik. Kasus yang juga jarang adalah stroke hemoragik akibat obat vasopresor, aktivitas berat, dan ensefalitis.
3
Perdarahan dapat menyebabkan fungsi serebral terganggu melalui berbagai mekanisme, termasuk destruksi dan kompresi jaringan otak, dan kompresi struktur vaskular, yang akhirnya menyebabkan iskemia sekunder dan edema. Berdasarkan lokasinya perdarahan ini dapat berupa perdarahan intraserebral, subarakhnoid, subdural atau epidural. Kesemuanya ini, kecuali perdarahan subdural, umumnya disebabkan perdarahan arterial.
3
II.5 Diagnosa. 3,4
Anamnesa
Dari anamnesa didapatkan gejala pada pasien biasanya bervariasi tergantung dari area otak yang terkena dan seberapa luasnya perdarahan. Stroke hemoragik biasanya menunjukkan gejala peningkatan tekanan intrakranial dibandingkan daripada tipe lain dari stroke.
Pokok manifestasi dari stroke ini adalah hemiparese, hemiparestesia, afasia, disartria, & hemianopsia. Hemiparese yang ringan dapat dirasakan oleh penderita sebagai gangguan gerakan tangkas. Hemiparestesia hampir selamanya dikemukaka secara jelas.
Pada Insufisiensi karotis biasanya didapatkan keluhan berupa:
•
Tidak bisa menggerakkan separuh atau sebagian dari anggota tubuhnya
•
Rasa kesemutan di sebagian tubuh
•
Gangguan bicara (afasia) bila lesi pada daerah hemisfer dominan
•
Kebutaan (amaurosis fugaks)
•
Kesulitan bicara (disartria)
Insufisiensi vertebrobasiler dapat ditemukan keluhan berupa:
•
Penglihatan ganda (diplopia)
•
Mata sulit untuk membuka (ptosis) akibat parese otot otot ekstraokular
•
Pusing seperti berputar (vertigo)
•
Kesulitan untuk berbicara atau pelo (disartria)
•
Kesulitan untuk menelan (disfagia)
•
Kelumpuhan sebelah atau bahkan seluruh badan (hemiparese atau tetraparese)
•
Tidak merasakan anggota tubuhnya atau rasa baal (hemianestesia) baik unilateral maupun bilateral
Berikut ini merupakan Klasifikasi STROKE berdasarkan Siriraj Stroke Score (SSS)
SSS = (2,5 X kesadaran) + (2 X muntah) + (2X sakit kepala) - (9,11 X tekanan darah diastole) – (3 X atheroma) – 12